Minggu, 30 Maret 2008

Pilgub 2008 Jawa Barat

Penumpang Jambi ‘Sandera’ Batavia, Kesal Karena Delay Tujuh Jam

JAMBI - Kesal karena pesawat delay hingga tujuh jam, penumpang Batavia Air jurusan Jakarta - Jambi, kemarin, menyandera pesawat tersebut di Bandara Soekarno-Hatta. Penyanderaan dilakukan pada pukul 17.30 WIB oleh sedikitnya 50 penumpang pesawat Batavia Air Lines terhadap pesawat Batavia tujuan Pekanbaru.

TIBA DI JAMBI: Penumpang Batavia air jurusan Jakarta Jambi mendarat di Jambi sekitar pukul 22.18 WIB semalam. Sementara penumpang pesawat Batavia jurusan sebaliknya saat menunggu pesawat di Bandara STS Jambi.

Menurut salah seorang penumpang, KH Imam Ghozali, penyanderaan pesawat dilakukan kurang lebih satu jam dan baru berakhir sekitar pukul 18.30 WIB.

‘’Kalau dibilang menyandera mungkin agak terlalu berlebihan, namun yang jelas kami menahan pesawat Batavia tujuan Pekanbaru karena kami kesal,’’ungkapnya kemarin (28/3) malam.

Menurut Imam, penahanan pesawat Batavia tujuan Pekanbaru itu dikarenakan mereka kesal jadwal keberangkatan pesawat ke Jambi tak jelas. ‘’Kami kecewa karena jadwal keberangkatan pesawat yang tidak diketahui kapan pastinya,’’katanya.

Sesuai jadwal, keberangkatan pesawat Batavia tujuan Jambi sekitar pukul 13.20 WIB. Karena sesuatu hal ditunda menjadi pukul 15.30 WIB. Kemudian, pihak Batavia kembali mengumumkan penundaan keberangkatan pukul 18.00 WIB. Atas dasar inilah Imam mengatakan dirinya dan rekan yang lain melakukan aksi penahanan pesawat terbang.

‘’Tidak adanya kepastian kapan berangkat ke Jambi yang membuat seluruh penumpang tujuan Jambi marah dan melalakukan aksi penyanderaan pesawat,’’katanya.

Ketika ditanyakan apa yang menyebabkan penundaan keberangkatan pesawat tujuan Jambi ? Imam mengatakan berdasarkan laporan dari pihak Batavia, keterlambatan tersebut dikarenakan kerusakan pesawat. ‘’Menurut pihak Batavia, pesawat yang akan digunakan itu sedang dalam perbaikan,’’ucapnya.

Menurut Imam, dalam aksi penyanderaan pesawat tersebut tidak terjadi konflik dengan pihak manapun, termasuk dengan penumpang tujuan Pekanbaru. ‘’Allhamdulillah tidak terjadi bentrok. Penumpang tujuan Pekanbaru mengerti dengan keadaan kami dan mereka tidak marah,’’ujarnya.

Aksi penyanderaan berakhir sekitar pukul 19.15 WIB. Ini setelah pihak Batavia yang diwakili Lukman mencoba menemui para penumpang dan melakukan negosiasi. Dalam kesepakatannya, pihak Batavia berjanji akan menerbangkan penumpang tujuan Jambi pada pukul 21.00 WIB dengan menggunakan pesawat Batavia dari Surabaya. Selain itu, Batavia juga memberikan kompensasi kepada para penumpang sebesar Rp 300 ribu perorang.

‘’Mereka berjanji akan memberangkatkan kita sekitar pukul 21.00 WIB, menggunakan pesawat dari Surabaya yang mendarat sekitar pukul 20.15 WIB. Kalau mereka mengingkari janji, mereka harus membayar kompensasi lebih besar lagi, dan itu perjanjiannya,’’tegas Imam.

Imam menuturkan, sebenarnya para penumpang tujuan Jambi tidak ingin melakukan aksi penyanderaan. Aksi itu semata-mata dilakukan untuk memberikan pelajaran kepada maskapai penerbangan Batavia. Imam berharap dengan aksi ini pihak Batavia bisa memperbaiki kinerja mereka kedepannya.

‘’Sebenarnya aksi ini sebagai pembelajaran kepada pihak Batavia supaya mereka lebih baik lagi. Kalau kami yang terlambat pasti tiketnya hangus, tapi kalau pesawatnya yang terlambat tidak ada sanksi apa-apa, inikan tidak adil namanya,’’ujarnya.

Sementara itu, menanggapi penyanderaan pesawat Batavia Air tersebut Kepala Administrator Bandara Soekarno-Hatta Herry Bhakti membantahnya.

"Bukan disanderalah. Ada pesawat (Batavia) baru datang pukul 16.00 WIB sore tadi. Begitu penumpang pesawat dari Palangkaraya ini turun, lalu sekitar 10 orang berlari ke sana," ungkap Herry Bhakti, kepada wartawan kemarin.

10 orang yang berlari ke arah pesawat baru datang itu adalah sebagian dari 139 penumpang Batavia Air tujuan Jambi. Mereka tak sabar menunggu delay sejak pukul 13.30 WIB tadi sementara pesawat yang seharusnya mereka tumpangi masih diperbaiki. "Mereka meminta pokoknya mau berangkat," kata Herry.

Lalu manajemen Batavia Air kemudian berdialog dengan para penumpang Batavia Air jurusan Jambi itu. Pihak Batavia menyatakan, pesawat yang baru datang itu bisa saja terbang ke Jambi, namun 15 penumpang harus tinggal karena kapasitas pesawatnya lebih kecil.

"Ternyata pada tidak mau, penginnya berangkat semua. Akhirnya Batavia memberi solusi, menunggu pesawat yang baru tiba dari Pekanbaru," imbuh Herry.

Sementara itu, pantauan koran ini di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi semalam, pesawat Batavia Air sekitar pukul 22.08 WIB mendarat di Jambi. Meski mendarat dengan selamat, masih tampak raut kekesalan terhadap para penumpang pesawat tersebut.(jambiexspresonline.com)

Kamis, 06 Maret 2008

Menuju 2009: Partai Islam dan Negara

Lebih kurang setahun lagi bangsa Indonesia akan kembali menggelar pemilihan umum untuk memilih anggota badan legislatif dan eksekutif, anggota DPR dan Presiden serta wakilnya. Saat ini sudah banyak partai politik yang kembali mendekati rakyat dan menawarkan janji-janji muluknya yang kita tahu biasanya akan segera pupus setelah mereka berkuasa.

Bukan rahasia umum lagi jika rakyat banyak hanyalah sebagai komoditas politik, yang didekati, digadang-gadang, dibujuk-bujuk, diberi berbagai bingkisan dan uang, hanya sekali dalam lima tahun, setelah itu terlupakan.

Sekali dalam lima tahun rakyat dijanjikan akan berubah nasibnya menjadi lebih baik, namun pada kenyatannya, yang berubah nasibnya menjadi lebih baik hanyalah mereka yang berhasil ‘menipu’ rakyat. Nasib rakyat sama saja dari hari ke hari, tetap hidup dalam kubangan lumpur penderitaan, penindasan, dan kesewenang-wenangan. Sebaliknya, banyak pengurus partai yang tadinya pengangguran, kini berubah hidupnya seratus delapan puluh derajat menjadi makmur dan sejahtera. Kerja hanya lima tahun, tidak berprestasi, dan setelah itu menikmati uang pesangon seumur hidup. Ini semua berasal dari uang rakyat yang diperoleh rakyat dengan susah payah, bercucuran keringat, bahkan hingga mengeluarkan darah dan airmata.

Bagaimana kiprah partai Islam dan kenyataan di depan mata yang demikian menyedihkan ini? Apakah partai Islam berhasil survive dan tetap komit dengan nilai-nilai Islam yang berpihak kepada al-haq dan sangat memusuhi kebathilan? Mampukah partai Islam menghancurkan kezaliman dan memberikan cahaya pengharapan kepada rakyat? Dengan kata lain, mampukah partai Islam sungguh-sungguh memperjuangkan nasib umat dan menjadikan umat sebagai asset, bukan sebagai kuda tunggangan yang dimanfaatkan tiap lima tahun sekali demi syahwat kekuasaan segelintir orang di dalamnya dengan berkedok sebagai dakwah?

Dalam laporan khusus, eramuslim.com tertarik untuk mengulas semua ini tanpa berpretensi apa pun. Kami akan mengulas sejumlah partai Islam di beberapa negara seperti Turki, Aljazair, Mesir, Lebanon, Malaysia, dan lainnya. Kami hanya bermaksud agar kita semua mengetahui sepak terjang partai-partai Islam di berbagai negara tersebut, bagaimana mereka mengelola dan merekrut kader-kadernya, bagaimana mereka memperjuangkan dakwah Islam di negerinya, dan sebagainya. Mudah-mudahan, sajian berseri dari Kami ini bisa untuk dijadikan cermin atau pembanding.

Partai Islam di Turki

Untuk yang pertama Kami akan mengajak Anda semua menengok Turki, sebuah negeri Islam yang berada di dua benua, Eropa dan Asia. Turki memiliki sejarah Islam yang gilang gemilang, bahkan Kekhalifahan Islam pernah bersinar secara amat terang di negeri ini. Dan secara amat mengagetkan, ketika kekhalifahan Turki berakhir akibat konspirasi Yahudi Internasional dan seorang Yahudi dari DUmamah bernama Mustafa Kemal naik menjadi penguasa negeri tersebut, Islam secara cepat dihabiskan. Jilbab dilarang, bahkan adzan pun harus menggunakan bahasa Turki.

Ada kalimat bijak yang mengatakan, “Sebuah mutiara akan tetap bersinar dengan indah berkilauan, walau dibenamkan ke dalam Lumpur yang paling pekat sekali pun, ” maka demikianlah Islam di Turki. Walau penguasa Yahudi tersebut berupaya mati-matian menghancurkan Islam, namun Allah SWT tetap memelihara Islam di Turki sehingga Islam tidak pernah benar-benar habis di negeri itu.

Bahkan secara perlahan namun pasti, Partai Islam menggeliat dan dalam pemilihan umum tahun 2007 berhasil mendudukan seorang kadernya sebagai orang nomor satu di Turki. Sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh Mustafa Kemal!

Bahkan baru-baru ini, lewat sebuah referendum, jilbab diperbolehkan kembali berkibar. Partai Islam di Turki merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik untuk dikaji. Tunggu sajian kami!