Minggu, 13 Januari 2008

RI-Malaysia Pilih Jalan Tengah

RI-MALAYSIA : Presiden SBY dan Ahmad Badawi, di Kompleks Kantor PM di Putrajaya.


Bentuk Tim Bersama untuk Atasi Ketegangan

KUALALUMPUR - Pemerintah Indonesia dan Malaysia memilih jalan tengah untuk mengatasi ketegangan yang belakangan makin sering terjadi di antara kedua negara serumpun dan bertetangga itu. Kemarin (11/1), kedua negara sepakat membentuk sebuah tim yang disebut Eminent Person Group (EPG) sebagai ikhtiar untuk meredam konflik yang muncul dan bisa mengganggu hubungan bilateral. ’’Tim itu terdiri atas tujuh orang dari Indonesia dan tujuh orang dari Malaysia,’’ kata Presiden SBY dalam joint press conference bersama PM Malaysia Abdullah Badawi di Kantor PM Malaysia, Putra Jaya, sebelum salat Jumat kemarin.


Apa saja tugas tim itu? Mereka akan menginventarisasi semua persoalan yang muncul terkait dengan hubungan Indonesia- Malaysia. ’’Mereka akan membahasnya, lalu memberikan pandangan kepada pemerintah masing-masing untuk dicarikan jalan keluar,’’ jelas SBY dalam jumpa pers yang dihadiri wartawan Indonesia dan Malaysia tersebut.

SBY datang ke Kantor PM Malaysia itu didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Mereka, antara lain, Menlu Hassan Wirajuda, Menko Ekonomi Boediono, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menbudpar Jero Wacik, Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta, Mendiknas Bambang Sudibyo, Menhut M.S. Kaban, Kapolri Jenderal Pol Sutanto, dan Panglima TNI Djoko Santoso. Juga terlihat mantan Menlu Ali Alatas, Kepala BKPM M. Lutfi, Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng dan Dino Pati Djalal, serta Ketua Kadin M. Hidayat.

Agenda SBY dan rombongan di Kantor Perdana Menteri Malaysia kemarin adalah penandatanganan MoU peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Malaysia. Selama ini, kerja sama ekonomi Indonesia dan Malaysia sudah berjalan baik. Periode Januari–November 2007, total perdagangan mencapai USD 10 miliar. ’’Semoga ke depan bisa lebih ditingkatkan lagi,’’ ujar SBY sambil menengok Badawi yang berdiri di sebelah kirinya. Perdana menteri yang biasa dipanggil Pak Lah itu mengangguk sambil tersenyum.
PM Badawi memberikan pernyataan lebih dulu dalam jumpa pers tersebut. Dia menyatakan bahwa hubungan Indonesia dengan Malaysia sudah berjalan baik. Namun, dia tidak mengingkari munculnya gejolak dan konflik-konflik yang bisa mengganggu hubungan kedua negara akhir-akhir ini.

Karena itu, dia juga sepakat untuk segera menyelesaikan. ’’Kalau tidak diselesaikan, bisa menjadi masalah besar,’’ katanya. Badawi menceritakan, hubungan bangsa Indonesia dengan Malaysia sudah terjalin sejak kedua negara tersebut sama-sama belum merdeka. Saat itu, banyak warga Indonesia datang, lalu menetap di Malaysia. Mereka membawa adat istiadat dan budaya yang secara turun-temurun kemudian berkembang di Malaysia. ’’Karena itu, banyak warga Malaysia suka dengan lagu dan tarian Indonesia,’’ papar Badawi.

Presiden SBY menambahi penjelasan Badawi tersebut. Menurut SBY, yang penting, peran sejarah itu jangan sampai memunculkan masalah. ’’Sebab, realitasnya memang ada pertautan sejarah antara Indonesia dan Malaysia,’’ kata SBY sambil mencontohkan bahwa kerajaan-kerajaan besar di Indonesia dulu juga punya hubungan baik dengan Kerajaan Malaka.

Pada bagian lain, untuk meredakan tensi hubungan antara Indonesia dan Malaysia, juga disepakati pentingnya intermedia dialog antara pers Indonesia dan pers Malaysia. Dengan demikian, di antara keduanya bisa saling memahami peran masing-masing untuk kebaikan hubungan kedua negara.

Menbudpar Jero Wacik yang ditemui usai acara menyambut baik pernyataan PM Badawi dan hasil pertemuan dengan Menteri Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Rais Yatim. Menurut dia, Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo dan kesenian lain Indonesia sebagai miliknya. ’’Itu hanya muncul di internet yang kemudian di-blow up oleh pers Indonesia,’’ jelasnya.

Yang benar, lanjutnya, kesenian dan budaya Indonesia itu sudah lama dikenal di Malaysia sehingga warga Malaysia juga menyukainya. ’’Kan tidak salah kalau mereka juga menari atau menyanyikan lagu-lagu Indonesia karena suka. Sama dengan ketika kita suka lagu Bee Gees. Yang penting, mereka tidak mengklaim,’’ terangnya.

Ditanya siapa saja yang akan masuk ke dalam tim Eminent Person Group, Menbudpar mengatakan sampai sekarang belum ditentukan namanya. ’’Yang penting harus wise man (orang bijak) dan tidak harus level menteri,’’ tuturnya. Apakah politisi bisa masuk? ’’Kalau bisa, jangan politisi,’’ ujarnya singkat.

Tadi malam, Presiden SBY didampingi Ibu Negara serta para menteri menghadiri Konser Setia Kawan untuk merayakan 50 tahun hubungan diplomatik Malaysia dan Indonesia di Auditorium Perdana, Angkasapuri, Kuala Lumpur.(jambi Independent.com)

Tidak ada komentar: