Senin, 04 Februari 2008

Inggris Luncurkan Proyek "Sister School" dengan Sekolah-Sekolah Madrasah

Pemerintah Inggris, lewat British Councilnya, mengalokasikan dana sebesar 6 juta poundsterling untuk proyek "sister school" antara sekolah-sekolah di Inggris dengan sekolah-sekolah Islam atau madrasah di sejumlah negara Muslim, seperti Afghanistan, Indonesia, Irak, Pakistan termasuk wilayah North West Frontier Provinsi (NWFP) di Pakistan yang oleh Barat dituding sebagai basis Al-Qaidah dan Taliban.

Menurut surat kabar Times edisi Minggu (3/2), Inggris merancang proyek itu salah satunya sebagai upaya untuk memerangi ideologi para "ekstrimis."

Martin Davidson, kepala eksekutif British Council dan kepala proyek ini optimis, porgram "sister school" akan memberikan dampak yang besar bagi pandangan generasi muda terhadap dunia modern. Para siswa sekolah di Inggris dan negara-negara Muslim itu memiliki akses langsung untuk menjelaskan seperti apa orang-orang dan budaya yang ada di negara masing-masing.

"Sementara mereka menemukan banyak perbedaan, mereka juga memahami bahwa anak-anak muda memiliki karakter yang hampir sama, " kata Davidson.

Di Inggris, sekolah-sekolah yang akan diikutsertakan dalam proyek ini antara sekolah-sekolah di London, Bradford, Nottingham dan Birmingham, wilayah-wilayah di Inggris di mana jumlah warga Muslimnya cukup banyak. Program ini akan melibatkan 220.000 siswa sekolah di Inggris dengan wilayah Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan saja. Kegiatannya terfokus pada pertukaran guru dan siswa, pelajaran budaya dan bahasa.

Inggris rencananya akan memperluas proyek ini ke madrasah-madrasah di negara-negara Muslim di kawasan Afrika dan Timur Tengah. Dan targetnya, pada tahun 2012 semua sekolah di Inggris sudah terhubung dengan sekolah-sekolah lainnya di luar Inggris. Untuk itu, sekitar 30.000 sekolah akan menerima bantuan untuk melaksanakan program dengan sekolah yang menjadi partner mereka di negara-negara Muslim.

Inggris sengaja memilih madrasah-madrasah karena beranggapan bahwa sekolah madrasah menjadi semacam tempat penyemaian bagi orang-orang yang menurut mereka berpotensi menjadi ekstrimis.(eramuslim.com)

Tidak ada komentar: